SELAMAT DATANG KE BLOG MUTIARA SABAH! I WISH YOU ALL THE BEST AND HAPPY NEW YEAR 2024!

Wednesday, 6 May 2020

Dapatan kajian sejarah etnik Bisaya

Views

SEJARAH ETNIK BISAYA

Menurut sejarah lisan, pada zaman dahulu, kaum Dusunic masih hidup satu bangsa. Ada yang menetap di pesisir kawasan Brunei, Sabah dan di bahkan di Sarawak. Kaum Bisaya secara tradisi menetap di kawasan seperti Brunei dan bahkan menyebar ke kawasan sungai-sungai di Sarawak. Kerana perang dengan kaum Dayak yang lain, kaum Bisaya Sarawak berhijrah ke Brunei. Kemudian sebahagian kaum Bisaya di Brunei (Belait dan Tutong), mereka berhijrah ke Sungai Padas di Sabah dan Limbang Sarawak. Jadi mereka bukan berhijrah dari Filipina ke Sabah, kerana mereka memang asli Borneo.

Menurut sejarah lisan, kawasan asal usul kaum Bisaya adalah di Brunei, di mana banyak kaum Dusun di Sabah jg mengatakan asal usul mereka dari sekitar Brunei, sebelum berhijrah ke Sabah. Pesisir Sabah dan Brunei merupakan wilayah penempatan kaum Dusunic sejak zaman dahulu kala. Ketika kaum Bisaya yang menetap di kawasan Belait dan Tutong berhijrah ke kawasan Sungai Padas, mereka berkahwin campur dan berasimilasi bahasa dengan kaum Murut Sandiwar dan Dusun Tatana. Di kawasan Padas, saudara sebangsa kaum Bisaya iaitu kaum Dusun Tatana, telah lebih dahulu berhijrah ke kawasan tersebut berbanding kaum Bisaya. Ada yang mengatakan, pada mulanya kaum Tatana dan Bisaya merupakan satu kaum, maka mereka memiliki persamaan bahasa yang tinggi (Shim, 2007:33).


Selepas terjadi perang antara kaum Bisaya dan Tatana, kaum Tatana berhijrah ke kawasan Kuala Penyu, kaum Bisaya menetap di kawasan2 yang ditinggalkan oleh kaum Tatana. Daly pada tahun 1886 menuliskan mengenai dua orang pemimpin Tatana yang bernama Punghara Kumbang dan Punghara Kuntas yang dikatakan keluar dari gua di Tanjung Lumut, di Sungai Klias, selepas bersembunyi bagi mengelakkan perang dengan kaum Bisaya. Kaum Tatana dikatakan telah menjual kawasan tanah mereka dari Sungai Pungharan sampai ke Bukit Nouri kepada Sultan Brunei, sementara cabang-cabang Sungai Klias dijual kepada kaum Bisaya, sebelum kaum Tatana berpindah ke Kuala Penyu (Shim, 2007:34).

Demikianlah singkatnya cerita lisan kedatangan kaum Bisaya di Sabah. Kaum Bisaya di Brunei rata-ratanya tidak menyebut diri mereka "Bisaya", tapi menyebut diri mereka "Dusun" atau "Sang Jati Dusun". Menurut Henry Keppel, kaum Dusun di Belait Brunei (Bisaya Brunei) juga digelar sebagai "Kadayan", mereka tidak menganut Islam seperti kaum Bisaya Sabah, dan masih mengamalkan headhunting (Keppel, 1847:195) dan Dusun Brunei pada sebelumnya menyebut diri mereka "Kadayan" (Binchin, 2014:1), sama seperti beberapa kaum Dusun di Sabah yang juga menyebut diri mereka "Kadayan" (Evans, 1953:11). Secara bahasa, Bisaya Sabah, Bisaya Sarawak dan Bisaya Brunei merupakan kaum yang sama. Ketiga-tiganya adalah dari rumpun Dusunic, tetapi hanya Bisaya Brunei yang menyebut diri mereka "Dusun". Smith, Harrison dan Shim menjelaskan mengenai Bisaya demikian:

"Ada kaum Bisaya yang menetap di Brunei. Mereka memiliki kaitan erat dengan kaum Dusun di Sabah. Mereka juga terdapat di Limbang, Labuan dan Beaufort. Peratusan perkongsian kognate di antara kaum Bisaya dengan kaum Dusun yang lain adalah antara 54-67%. Mereka merupakan penutur bahasa Dusunic, yang juga merupakan bahasa kaum Dusun. Tidak dapat dinafikan bahwa kaum Bisaya Limbang adalah suku kaum yang sama dengan kaum Dusun, Tutong, Bukit dan Belait di Brunei. Dusun di Brunei dapat dijumpai di kawasan Tutong dan Sungai Belait. Mereka percaya bahwa asal usul mereka adalah di hilir kawasan Tutong (Shim, 2007:13)".

Kerana Bisaya secara bahasa, serumpun dengan kaum Dusun di Sabah, sebaliknya tidak serumpun bahasa dengan kaum Bisaya/Visaya di Filipina, maka adalah tidak betul apabila kaum Bisaya dituduh berasal dari Filipina atau dituduh etnik yang termasuk kelompok etnik Filipina (Philippines). Secara linguistik, berikut merupakan klasifikasi bahasa Bisaya Sabah dan klasifikasi bahasa Bisaya Filipina, yang jelas menunjukkan kedua-duanya kaum yang berbeza:

1. Bisaya Sabah
= Austronesian > Malayo-Polynesian > North Borneo > Sabahan > Dusunic > Bisaya-Lotud.

2. Bisaya Cebu Filipina
= Austronesian > Malayo-Polynesian > Greater Central Philippine > Central Philippine > Bisayan > Cebuan.

Daripada klasifikasi di atas, Bisaya Filipina berasal dari rumpun "Central Philippine" dr cabang Bisayan/Visayan, sementara bahasa Bisaya Sabah dari rumpun bahasa "North Borneo" dari cabang Sabahan dan dari rumpun Dusunic. Ada linguist yang memasukkan bahasa Bisaya ke dalam rumpun Murutic, akan tetapi klasifikasi ini tidak tepat kerana Bisaya aslinya adalah kaum yang bertutur bahasa Dusunic, tetapi kerana menetap bersama kaum Murut Sandiwar selama ratusan tahun dan mula menyerap banyak kosa kata dari mereka, maka bahasa Bisaya kini mix dengan bahasa Murut. Hal ini biasa terjadi di kalangan kaum Dusun, misalnya kaum Dusun Gana di Keningau juga menyerap banyak kosa kata Murut melalui perkahwinan campur, demikian juga kaum Dusun Dumpas yang menyerap banyak kosa kata Tambanuo (Paitanic) kerana asimilasi bahasa melalui perkahwinan campur.

Kredit info/foto: Dusunology

Sumber: Borneo

No comments:

Post a Comment

Hmm, komen yang murni-murni saja ya

TIDAK DIBENARKAN melakukan apa-apa suntingan kedua tanpa KEBENARAN oleh sabahsentiasadihati.blogspot.com