SEJARAH ETNIK BISAYA
Menurut
sejarah lisan, pada zaman dahulu, kaum Dusunic masih hidup satu bangsa. Ada
yang menetap di pesisir kawasan Brunei, Sabah dan di bahkan di Sarawak. Kaum
Bisaya secara tradisi menetap di kawasan seperti Brunei dan bahkan menyebar ke
kawasan sungai-sungai di Sarawak. Kerana perang dengan kaum Dayak yang lain,
kaum Bisaya Sarawak berhijrah ke Brunei. Kemudian sebahagian kaum Bisaya di
Brunei (Belait dan Tutong), mereka berhijrah ke Sungai Padas di Sabah dan
Limbang Sarawak. Jadi mereka bukan berhijrah dari Filipina ke Sabah, kerana
mereka memang asli Borneo.
Menurut
sejarah lisan, kawasan asal usul kaum Bisaya adalah di Brunei, di mana banyak
kaum Dusun di Sabah jg mengatakan asal usul mereka dari sekitar Brunei, sebelum
berhijrah ke Sabah. Pesisir Sabah dan Brunei merupakan wilayah penempatan kaum
Dusunic sejak zaman dahulu kala. Ketika kaum Bisaya yang menetap di kawasan
Belait dan Tutong berhijrah ke kawasan Sungai Padas, mereka berkahwin campur
dan berasimilasi bahasa dengan kaum Murut Sandiwar dan Dusun Tatana. Di kawasan
Padas, saudara sebangsa kaum Bisaya iaitu kaum Dusun Tatana, telah lebih dahulu
berhijrah ke kawasan tersebut berbanding kaum Bisaya. Ada yang mengatakan, pada
mulanya kaum Tatana dan Bisaya merupakan satu kaum, maka mereka memiliki
persamaan bahasa yang tinggi (Shim, 2007:33).
Selepas
terjadi perang antara kaum Bisaya dan Tatana, kaum Tatana berhijrah ke kawasan
Kuala Penyu, kaum Bisaya menetap di kawasan2 yang ditinggalkan oleh kaum
Tatana. Daly pada tahun 1886 menuliskan mengenai dua orang pemimpin Tatana yang
bernama Punghara Kumbang dan Punghara Kuntas yang dikatakan keluar dari gua di
Tanjung Lumut, di Sungai Klias, selepas bersembunyi bagi mengelakkan perang
dengan kaum Bisaya. Kaum Tatana dikatakan telah menjual kawasan tanah mereka
dari Sungai Pungharan sampai ke Bukit Nouri kepada Sultan Brunei, sementara
cabang-cabang Sungai Klias dijual kepada kaum Bisaya, sebelum kaum Tatana
berpindah ke Kuala Penyu (Shim, 2007:34).
Demikianlah
singkatnya cerita lisan kedatangan kaum Bisaya di Sabah. Kaum Bisaya di Brunei
rata-ratanya tidak menyebut diri mereka "Bisaya", tapi menyebut diri
mereka "Dusun" atau "Sang Jati Dusun". Menurut Henry
Keppel, kaum Dusun di Belait Brunei (Bisaya Brunei) juga digelar sebagai
"Kadayan", mereka tidak menganut Islam seperti kaum Bisaya Sabah, dan
masih mengamalkan headhunting (Keppel, 1847:195) dan Dusun Brunei pada
sebelumnya menyebut diri mereka "Kadayan" (Binchin, 2014:1), sama
seperti beberapa kaum Dusun di Sabah yang juga menyebut diri mereka
"Kadayan" (Evans, 1953:11). Secara bahasa, Bisaya Sabah, Bisaya
Sarawak dan Bisaya Brunei merupakan kaum yang sama. Ketiga-tiganya adalah dari
rumpun Dusunic, tetapi hanya Bisaya Brunei yang menyebut diri mereka
"Dusun". Smith, Harrison dan Shim menjelaskan mengenai Bisaya
demikian:
"Ada
kaum Bisaya yang menetap di Brunei. Mereka memiliki kaitan erat dengan kaum
Dusun di Sabah. Mereka juga terdapat di Limbang, Labuan dan Beaufort. Peratusan
perkongsian kognate di antara kaum Bisaya dengan kaum Dusun yang lain adalah
antara 54-67%. Mereka merupakan penutur bahasa Dusunic, yang juga merupakan
bahasa kaum Dusun. Tidak dapat dinafikan bahwa kaum Bisaya Limbang adalah suku
kaum yang sama dengan kaum Dusun, Tutong, Bukit dan Belait di Brunei. Dusun di
Brunei dapat dijumpai di kawasan Tutong dan Sungai Belait. Mereka percaya bahwa
asal usul mereka adalah di hilir kawasan Tutong (Shim, 2007:13)".
Kerana
Bisaya secara bahasa, serumpun dengan kaum Dusun di Sabah, sebaliknya tidak
serumpun bahasa dengan kaum Bisaya/Visaya di Filipina, maka adalah tidak betul
apabila kaum Bisaya dituduh berasal dari Filipina atau dituduh etnik yang
termasuk kelompok etnik Filipina (Philippines). Secara linguistik, berikut
merupakan klasifikasi bahasa Bisaya Sabah dan klasifikasi bahasa Bisaya
Filipina, yang jelas menunjukkan kedua-duanya kaum yang berbeza:
1. Bisaya Sabah
=
Austronesian > Malayo-Polynesian > North Borneo > Sabahan > Dusunic
> Bisaya-Lotud.
=
Austronesian > Malayo-Polynesian > Greater Central Philippine >
Central Philippine > Bisayan > Cebuan.
Kredit
info/foto: Dusunology
No comments:
Post a Comment
Hmm, komen yang murni-murni saja ya