Saturday, 31 August 2019
Majlis tahlil & Kenduri arwah
Perintis, pelopor dan
pembuka pertama penyiaran serta pengembangan Islam di Pulau Jawa adalah para
ulama yang berjumlah Sembilan yang popular dengan sebuatan Wali Songo. Atas
perjuangan mereka, berhasil mendirikan sebuah kerajaan Islam pertama di Pulau
Jawa yang berpusat di Demak, Jawa Tengah. Para ulama yang sembilan dalam
menyiarkan dan mengembangkan Islam di tanah Jawa yang majoriti penduduknya
beragama Hindu dan Buddha mendapat kesulitan dalam membuang adat istiadat
upacara keagamaan lama bagi mereka yang telah masuk Islam. Para ulama yang
sembilan (Wali Songo) dalam menangguangi masalah adat istiadat lama bagi mereka
yang telah masuk Islam terbagi menjadi dua aliran yaitu ALIRAN GIRI dan ALIRAN
TUBAN.
ALIRAN GIRI adalah
suatu aliran yang dipimpin oleh Raden Paku (Sunan Giri) dengan para pendukung
Raden Rahmat (Sunan Ampel), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan lain-lain. Aliran
ini dalam masalah ibadah sama sekali tidak mengenal kompromi dengan ajaran Buddha,
Hindu, keyakinan animisme dan dinamisme. Orang yang dengan suka rela masuk
Islam menerusi aliran ini, harus membuang jauh-jauh segala adat istiadat lama
yang bertentangan dengan syari'at Islam tanpa reserve. Karena murninya aliran
dalam menyiarkan dan mengembangkan Islam maka aliran ini disebut ISLAM PUTIH. Adapun
ALIRAN TUBAN adalah suatu aliran yang dipimpin oleh R.M. Syahid (Sunan
Kalijaga) yang didukung oleh Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan
Gunung Djati.
Ziarah kubur, hikmah, manfaat dan tuntunannya
Aliran ini sangat
sederhana, mereka membiarkan pengikutnya yang mengerjakan adat istiadat upacara
keagamaan lama yang sudah menjadi darah daging dan sukar dibuang yang penting
mereka mahu memeluk Islam. Agar mereka tidak terlalu jauh menyimpang dari
syari'at Islam maka para wali aliran Tuban berusaha agar adat istiadat Buddha,
Hindu, animisme dan dinamisme diwarnai keislaman. Karena sederhananya aliran
ini maka pengikutnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengikut aliran Giri
yang "radikal". Aliran ini sangat disorot oleh aliran Giri karena
dituduh mencampuradukan syari'at Islam dengan agama lain. Maka aliran ini
dilabel sebagai aliran Islam abangan. Dengan ajaran agama Hindu yang terdapat
dalam Kitab Brahmana. Sebuah kitab yang isinya mengatur tatacara pelaksanaan qurban,
sajian-sajian untuk menyembah dewa-dewa dan upacara menghormati roh-roh untuk
menghormati orang yang telah mati (nenek moyang) ada aturan yang disebut Yajna
Besar dan Yajna Kecil. Yajna Besar dibagi menjadi dua bagian iaitu Hafiryayajna
dan Somayjna. Somayjna adalah upacara khusus untuk orang-orang tertentu
sementara Hafiryayajna untuk semua orang. Hafiryayajna terbagi menjadi empat
bahagian iaitu Aghnidheya, Pinda Pitre Yajna, Catur masya, dan Aghrain. Amalan
yang sangat berat dibuang sampai sekarang bagi orang yang sudah masuk Islam adalah
upacara Pinda Pitre Yajna iaitu suatu upacara menghormati roh-roh orang yang
sudah mati.
Dalam upacara Pinda
Pitre Yajna, mereka berkeyakinan bahwa manusia setelah mati sebelum memasuki
karman, yakni menjelma lahir kembali ke dunia ada yang menjadi dewa, manusia,
binatang, batu, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain seperti perbuatannya selama hidup
dari 1-7 hari roh tersebut masih berada dilingkungan rumah keluarganya. Pada
hari ke 40, 100, 1000 dari kematiannya, roh tersebut datang lagi ke rumah
keluarganya. Maka daripada itu, pada hari-hari tersebut harus diadakan upacara
saji-sajian dan bacaan mantera-mantera serta nyanyian suci untuk memohon kepada
dewa-dewa agar rohnya si fulan menjalani karma menjadi manusia yang baik,
jangan menjadi yang lainnya. Pelaksanaan upacara tersebut diawali dengan
aghnideya, iaitu menyalakan api suci (membakar kemenyan) untuk kontak dengan
para dewa dan roh si fulan yang dituju. Selanjutnya diteruskan dengan
menghidangkan saji-sajian berupa makanan, minuman dan lain-lain untuk
dipersembahkan ke para dewa, kemudian dilanjutkan dengan bacaan mantra-mantra
dan nyanyian-nyanyian suci oleh para pendeta agar permohonannya dikabulkan.
Musyawarah Para Wali
Pada masa para wali
dibawah pimpinan Sunan Ampel, pernah diadakan musyawarah antara para wali untuk
memecahkan adat istiadat lama bagi orang yang telah masuk Islam. Dalam
musyawarah tersebut Sunan Kali Jaga selaku Ketua aliran Tuban mengusulkan
kepada majlis musyawarah agar adat istiadat lama yang sukar dibuang termasuk upacara
Pinda Pitre Yajna diwarnai unsur keislaman. Usaha tersebut menjadi masalah yang
serius pada waktu itu sebab para ulama (wali) tahu bahwa upacara kematian adat
lama sangat menyimpang dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Mendengar usulan
Sunan Kali Jaga yang penuh berwibawa itu, Sunan Ampel selaku penghulu para wali
menjadi ketua musyawarah mengajukan pertanyaan, "Apakah tidak dikhuatirkan
dikemudian hari bahwa adat istiadat lama itu nanti akan dianggap sebagai ajaran
Islam sehingga kalau demikian nanti apakah hal ini tidak akan menjadikan
bid'ah"?. Pertanyaan Sunan Ampel tersebut kemudian dijawab oleh Sunan
Kudus sebagai berikut, "Saya sangat setuju dengan pendapat Sunan Kali
Jaga".
Sekalipun Sunan
Ampel, Sunan Giri dan Sunan Drajat sangat tidak menyetujui tetapi majoriti
anggota musyawarah menyetujui usulan Sunan Kali Jaga maka hal tersebut terjadi seperti
yang dirancang.
Mulai saat itulah secara rasmi berdasarkan hasil musyawarah, upacara
dalam agama Hindu yang bernama Pinda Pitre Yajna dilestarikan oleh orang-orang
Islam aliran Tuban yang kemudian dikenal dengan nama nelung dino, mitung dina,
matang puluh, nyatus dan nyewu. Kesan daripada strategi aliran Tuban maka bukan
saja upacara seperti itu yang berkembang subur tetapi keyakinan animisme dan
dinamisme serta upacara-upacara adat lain ikut berkembang subur. Maka tidaklah
hairan muridnya Sunan Kali Jaga sendiri yang bernama Syekh Siti Jenar merasa
mendapat peluang yang sangat luas untuk mensinkritismekan ajaran Hindu dalam
Islam. Dari hasil olahannya, maka lahir suatu ajaran aliran kepercayaan yang
berbau Islam. Dan tumbuhlah apa yang disebut "MANUNGALING KAULA
GUSTI" yang artinya Tuhan menyatu dengan tubuhku. Maka tatacara untuk mendekatkan
diri kepada Allah lewat solat, puasa, zakat, haji dan lain sebagainya tidak
usah dilakukan.
Sekalipun Syekh Siti
Jenar berhasil dibunuh tetapi murid-muridnya yang cukup banyak sudah menyebar di
pelbagai tempat. Oleh itu, kepercayaan seperti itu hidup subur sampai sekarang.
Keadaan umat Islam setelah para wali meninggal dunia semakin jauh dari ajaran
Islam yang sebenarnya. Para Ulama aliran Giri yang terus mempengaruhi para raja
Islam dan masyarakat pada umumnya untuk menegakkan syari'at Islam yang murni.
Namun, tindakan tersebut mendapat kecaman dan ancaman daripada para raja Islam
pada waktu itu kerna raja-raja Islam majoriti menganut aliran Tuban. Sehingga
pusat pemerintahan kerajaan di Demak berusaha dipindahkan ke Pajang agar
terlepas dari pengaruh para ulama aliran Giri. Pada masa kerajaan Islam di Jawa
di bawah pimpinan raja Amangkurat I, para ulama yang berusaha mempengaruhi
keraton dan masyarakat, mereka ditangkapi dan dibunuh/dibrondong di lapangan Surakarta sebanyak 7 000 orang ulama. Melihat
tindakan yang sewenang-wenang terhadap ulama aliran Giri itu maka Trunojoyo,
Santri Giri berusaha menyusun kekuatan untuk menyerang AmangkuratI.
Pada masa
kerajaan dipegang oleh Amangkurat II sebagai pengganti ayahnya, ia membela,
dendam terhadap Truno Joyo yang menyerang pemerintahan ayahnya. Dia bekerjasama
dengan VOC menyerang Giri Kedaton dan semua upala serta santri aliran Giri
dibunuh habis-habisan bahkan semua keturunan Sunan Giri. Dengan demikian
lenyaplah sudah ulama-ulama penegak Islam yang konsekwen. Ulama-ulama yang
boleh hidup ketika itu adalah ulama-ulama yang lunak (sederhana) yang ingin
menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat yang ada. Oleh hal yang demikian
bertambah suburlah adat-istiadat lama yang melekat pada orang-orang Islam terutama
upacara adat Pinde Pitre Yajna dalam upacara kematian. Keadaan yang demikian
terus berjalan berabad-abad tanpa ada seorang ulamapun yang muncul untuk
mengikis habis adat-istiadat lama yang melekat pada Islam terutama Pinda Pitre
Yajna. Baru pada tahun 1912 M, muncul seorang ulama di Yogyakarta bernama K.H.
Ahmad Dahlan yang berusaha sekuat kemampuannya untuk mengembalikan Islam daripada
sumbernya iaitu Al Qur'an dan As Sunnah kerana beliau telah memandang bahwa
Islam dalam masyarakat Indonesia telah banyak dicampuri berbagai ajaran yang
tidak berasal dari Al Qur'an dan Al Hadits.
Munculnya K.H. Ahmad Dahlan bukan
saja berusaha mengikis habis segala adat istiadat Budha, Hindu, animisme,
dinamisme yang melekat pada Islam tetapi juga menyebarkan fikiran-fikiran
pembaharuan dalam Islam agar umat Islam menjadi umat yang maju seperti
umat-umat lain. Namun, kemunculan beliau tersebut disambut negatif oleh
sebagian ulama itu sendiri yang ternyata tidak setuju untuk membuang beberapa
adat istiadat Budha dan Hindu yang telah diwarnai keislaman yang telah
dilestarikan oleh ulama-ulama aliran Tuban dahulu seperti upacara Pinda Pitre
Yajna yang diisi nafas Islam, yang terkenal dengan nama upacara nelung dina,
mitung dina, matang dina, nyatus dan nyewu. Pada tahun 1926 para
ulama Indonesia bangkit dengan didirikannya organisasi yang diberi nama
"Nahdhatul Ulama" yang disingkat NU. Pada muktamarnya di Makasar NU
mengeluarkan suatu keputusan yang antara lain, "Setiap acara yang bersifat
keagamaan harus diawali dengan bacaan tahlil yang caranya seperti yang dikenal
dalam masyarakat". Keputusan ini nampaknya benar-benar dilaksanakan oleh
orang NU sehingga semua acara yang bersifat keagamaan diawali dengan bacaan
tahlil, termasuk acara kematian. Mulai saat itulah secara lambat laun upacara
Pinda Pitre Yajna yang diwarnai keislaman berubah nama menjadi tahlilan sampai
sekarang. Sesuai dengan sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian maka
istilah tahlilan dalam upacara kematian hanya dikenal di Jawa saja. Di pulau-pulau
lain seluruh Indonesia tidak ada acara ini. Seandainya ada pun hanya sebagai
rembesan dari pulau Jawa saja. Di negara-negara lain seperti Arab, Mesir dan
negara-negara lainnnya diseluruh dunia sama sekali tidak mengenal upacara
tahlilan dalam kematian ini.
Dengan sudah
mengetahui sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian yang terurai
diatas, maka kita tidak akan lagi mengatakan bahwa upacara kematian adalah
ajaran Islam, bahkan kita akan boleh mengatakan bahwa orang yang tidak mau
membuang amalan tersebut bermaksud melestarikan salah satu ajaran agama Hindu.
Orang-orang Hindu sama sekali tidak mau melestarikan ajaran Islam bahkan tidak
mau belajar ajaran Islam sedikitpun. Tetapi kenapa kita sebagai Muslim pula yang beria-ia membenarkan keyakinan terhadap ajaran mereka? Tak cukupkah bagi kita Sunnah
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang jelas terang berada di landasan yang benar. Kenapa harus ditambah-tambah? Mereka beranggapan ajaran
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam masih kurang sempurna. Penulis berharap setelah kita tahu sejarah wujudnya amalan tahlil, kita mendapat hidayah untuk
menerima kebenaran yang hakiki dan mudah-mudahan akan menjadi Muslim yang tegak
di atas ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Sumber daripada internet yang telah diringkaskan oleh Penulis.
Thursday, 29 August 2019
Independence Day of ASEAN country
No.
|
Country
|
Date of Independence
|
Independence by
|
1
|
Republic
of Philippines
|
June
12, 1898
|
United
States
|
2
|
Republic
of Myanmar
|
January 4,
1948
|
United
Kingdom
|
3
|
Republic
of Indonesia
|
August
17, 1945
|
Netherlands
|
4
|
Socialist
Republic of Vietnam
|
September
2, 1945
|
Japan
& France
|
5
|
Constitutional Monarchy of Cambodia
|
November
9, 1953
|
France
|
6
|
Federal Constitutional Monarchy Malaysia
|
August 31,
1957
|
United
Kingdom
|
7
|
Republic
of Singapore
|
August
9, 1965
|
Malaysian
Federation
|
8
|
Constitutional Monarchy of Brunei
|
January 1,
1984
|
United
Kingdom
|
9
|
Democratic
Republic
of
Laos
|
October
22, 1953
|
France
|
10
|
Constitutional
Monarchy
of Thailand
|
June, 1932
|
(Rama VII)
|
Sumber daripada internet yang telah disemak dan diringkaskan oleh Penulis.
Wednesday, 28 August 2019
Sebuah Kritikan terhadap masyarakat Kampung
Zaman
remaja adalah hal terindah bagi
seorang insan. Hargailah masa remaja dan belia kita, keluar dari zon selesa yang selama ini kita nikmati. Bergerak dan berkenalanlah dengan pelbagai jantina baik
lelaki mahupun perempuan. Bermesra dengan alam dan suasana tapi jangan lupa tujuan hidup kita agar lebih baik di sana kelak. Ketika bercakap, gunalah bahasa
yang indah, sopan dan beradab. Tunduk ketika bercakap dengan orang tua, gunakan bahasa yang mudah difahami dengan nada yang lemah lembut dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua seperti dalam pesanan Luqmanul Hakim yang diabadikan dalam Surah Luqman, 14:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Dulu para ulama & daie
mengambil masa 40 tahun mengaji tentang adab tetapi hanya mengambil masa 4 tahun
mengaji pelbagai disiplin ilmu. Namun, sekarang dunia pendidikan sudah terbalik
kerana pantasnya maklumat sampai tanpa ditapis terlebih dahulu.
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Maksudnya: “Dan, Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua
orang tuanya. Ibunya telah mengandungkannya dalam keadaan lemah yang
bertambah-
tambah dan menyusukannya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada
kedua orang tuamu. Hanya kepadamu Aku kembali”.
Di
penghujung akhir zaman ini, sistem kemasyarakatan sudah berubah jauh dari landasan yang diajarkan oleh Islam. Tindakan, adab, budi pekerti dan semangat kian suram. Keikhlasan
dan ketulusan dalam ibadah umum yang melibatkan fardhu kifayah seakan-akan
menjadi mangsa hati dan perasaan masyarakat yang sudah dinormalisasikan oleh
sistem 'Dunia Baharu'. Sebagai contoh, ketika musim majlis kahwin nilai kemanusiaan
telah dibeli dengan wang malah keikhlasan itu sudah mula diragui oleh
majoriti masyarakat. Jika kita tidak hadir ke majlis rewangan atau berintai,
kita kononnya akan diabaikan apabila majlis kita diadakan pada masa akan
datang. Penulis turut bersedih kerana amalan Hindu seperti berinai masih diamalkan dalam kalangan masyarakat Melayu muslim. Sebenarnya, ramai yang tahu tradisi ini, mereka 'arif akan sejarahnya tapi hanya sekadar ilmu sedangkan sejarah itu perlu dihayati. Begitulah sesuatu amalan jika sudah menjadi tabu sukar untuk dineutralisasi maka di sini penulis ingin menegaskan bahawa cara terbaik mengatasinya adalah dengan melazimi Sunnah Nabi Muhammad saw.
Bagi
penulis, jurang ini bukti bahawa sistem kemasyarakatan pada peringkat kampung
ini sudah tercalar dengan perasaan hasad & dengki. Seharusnya, kehadiran
seseorang dalam niat untuk membantu itu perlu hadir dengan perasaan rela
hati tanpa paksaan. Impak daripada tindakan ini dikhuatiri oleh penulis akan
menghancurkan nilai hormat antara satu sama lain. Berdasarkan pemerhatian
penulis, majlis perkahwinan atau walimatul urus ini sudah jauh daripada ajaran
Islam yang sebenar. Jika dilihat, suasana majlis menjadi fitnah apabila
golongan wanita yang tidak menutup aurat bahkan hadir dengan tujuan bersuka-ria.
Selain itu, tidak ketinggalan muzik yang menjamukan persembahan tarian, karoake
dan sebagainya.
Bagi
penulis, kedudukan tempat makan para tetamu itu seharusnya diasingkan kerana
ini merupakan anjuran agama Islam bagi mengelakkan fitnah. Sementara itu, dari
segi penyediaan makanan juga ada sesetengah majlis itu menyajikan pelbagai jenis masakan. Ini bukanlah aneka melainkan pilihan namun sebagai
Muslim, disiplin penyediaan itu seharusnya mengikuti Sunnah Nabi saw. Masak
sekadar yang mampu, berdasarkan bilangan jemputan bagi mengelakkan pembaziran. Makanan yang disediakan bukan sahaja baik dan halal tetapi harus memberi manfaat kepada kesihatan.
Lihat ayat di bawah dalam Surah Al Baqarah, 172:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِن
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّـهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ
تَعْبُدُونَ
Maksudnya: “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari
benda-benda yang baik (yang halal) yang telah Kami berikan kepada kamu dan
bersyukurlah kepada Allah, jika betul kamu hanya beribadat kepadanya”.
Menurut
Imam al-Hafiz Ibn Kathir, ayat ini jelas menunjukkan perintah Allah SWT kepada
hamba-Nya yang beriman agar memakan makanan yang baik (halal) daripada apa yang
telah Allah SWT rezekikan kepada mereka. Selain itu, mereka juga perlu
bersyukur kepada Allah SWT di atas kurniaan tersebut jika benar mereka itu
adalah hamba Allah SWT. Tambahan pula, memakan daripada apa yang halal
merupakan sebab diterimanya doa dan ibadat sepertimana memakan daripada apa
yang haram akan menghalang diterimanya doa dan ibadah. [Lihat: Tafsir Ibn Kathir, 480/1]
Penulis
menyentuh perihal kepelbagaian jenis makanan ini berikutan kesan yang tidak
baik kepada kesihatan jika sesuatu makanan itu dimakan secara serentak. Hal ini
demikian kerana, penelitian perubatan membuktikan terdapat makanan yang tidak boleh
dimakan secara serentak seperti ikan dan daging.
Islam
tertegak di atas dalil dan hujah. Segala bentuk ibadah yang dilakukan oleh
seorang Muslim perlu dibina di atas dalil Al Quran & Sunnah Nabi saw.
Walaubagaimanapun, segala yang berkaitan dengan perkara dunia, manusia lebih
tahu namun jika bentuknya disandarkan kepada ibadah yang mempunyai fadhilat
khusus maka ia merupakan sebuah bid’ah. Sebenarnya, perbahasan tentang bid’ah
adalah satu perbincangan yang luas kerana pengertian bid’ah itu sendiri ada
hukumnya memandangkan bukan semua bid’ah itu haram tergantung kepada konteksnya. Walaubagaimanapun, malangnya ketika ini masyarakat Islam telah
dihanyutkan dengan hujah dangkal yang diutarakan oleh agamawan yang menolak
fahaman salaf. Secara jujurnya, penulis berasa berat untuk mengatakan tentang
perkara tersebut tetapi terpaksa mengakui bahawa amalan bid’ah itu membunuh
Sunnah Nabi saw. Percayalah saudaraku Seiman . . .
Thursday, 22 August 2019
Koleksi Hukum & Fatwa oleh Mufti Wilayah Persekutuan Datuk Dr. Zulkifli Mohamad Al-Bakri
Sumber koleksi ini diambil daripada media sosial yang telah diringkaskan oleh Penulis.
... sambungan kepada muqaddimah ceramah dan majlis agama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛
Sungguh segala puji hanya milik Allah, Allah yang kita puji, kepada Allah kita memohon pertolongan, kepada-Nya kita memohon ampunan, kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kita dan dari keburukan amal perbuatan kita. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tak seorangpun dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan maka tak seorangpun mampu memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. …. Amma ba’d:
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه
وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَبَعْدُ:
Segala puji hanya milik Allah Rabb alam semesta, kepada Allah kita memohon pertolongan atas segala urusan dunia dan agama, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas sebaik-baik Rasul yaitu Nabi Muhammad SAW, dan atas semua keluarganya, para shahabatnya, para tabi`in, dan semua yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari pembalasan. Wa ba’d:
الْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا، . أَشْهَدُ ... وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا... اَللَّهُمَّ
صَلِّ ..، وَبَعْدُ:
Segala puji hanya milik Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan hidayah dan Agama yang Haq, untuk memenangkannya atas semua agama lainnya, dan cukuplah Allah sebagai saksi, Aku bersaksi … dan aku bersaksi bahwa … Wa ba’d:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ اَلْوَاحِدُ الْقَهَّاُر، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ
إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Segala puji hanya milik Allah dengan pujian yang banyak sebagaimana Allah perintahkan, maka berhentilah dari segala yang Allah larang dan yang Allah peringatkan. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah Yang Esa dan Perkasa, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah yang menjadi pemimpin bagi semua manusia, shalawat dan salam Allah atas beliau, atas keluarga, shahabat dan orang-orang yang setia mengikuti petunjuknya sampai hari kebangkitan dan hari kembali.
Dilanjutkan :
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Sesungguhnya sebenar-benar pembicaraan adalah Kalam Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shollallâhu ‘alahi wa ‘alâ âlihi wa sallam. Dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, setiap yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah itu adalah sesat dan setiap kesesatan adalah di neraka.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِالْمَعْرِفَةِ فَاطْمَأَنَّتْ قُلُوْبُهُمْ بِالتَّوْحِيْدِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ يَعْلَمُ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ وَهُوَ الرَّقِيْبُ الْمَجِيْدُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَنَارَ الْوُجُوْدَ بِنُوْرِ دِيْنِهِ وَشَرِيْعَتِهِ إِلَى يَوْمِ
الْوَعِيْدِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِلَى يَوْمِ الْمَوْعُوْدِ. . أَمَّا بَعْدُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى
مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ، اَلنَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْمُّسْلِمُوْنَ
Muqaddimah kuliah & majlis agama
1. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الأزْمَانِ وَالآنَاءِ، فَلا ابْتِدَاءَ لوجوده ولا انتهاءَ، يستوي بعلمه السرُّ والخفاءُ، اَللَّهُمَّ صَلِّيْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمَرْسَلِيْنَ وَعَلَي آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ اْلأَخْيَارِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.
Artinya : Segala puji bagi Allah, Tuhan segala tempat dan segala zaman, tidak ada awal dari wujud-Nya ataupun akhir keberadaan-Nya, dengan ilmu-Nya sama baginya hal yang rahasia dan tersembunyi. Ya Allah limpahkan berkah dan keselamatan pada junjungan kami, Muhammad penutup para Nabi dan rasul dan kepada keluarga dan sahabat yang terbaik seluruhnya.
2. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ، الَّذِي حَبَانَا بِالْإِيْمَانِ واليقينِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد،ٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِين، وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيِن، وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ أَجْمَعِين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
Artinya : Segala puji bagi Allah, al-Malik Al-Haqq, Al-Mubin yang memberikan kita iman dan keyakinan. Ya Allah, limpahkan solawat kepada pemimpin kami Muhammad, penutup para nabi dan rasul dan begitu pula pada keluarganya yang baik, kepada para sahabat dan yang mengikuti mereka dengan penuh ihsan hingga hari kiamat.
3. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛
Artinya : Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-hambanya, Maha suci Allah, Dia-lah yang menciptakan bintang-bintang di langit dan dijadikan padanya penerang dan Bulan yang bercahaya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, yang diutus dengan kebenaran sebagai pembawa khabar gembira dan pemberi peringatan, mengajak pada kebenaran dengan izin-Nya dan cahaya penerang bagi umatnya. Ya Allah, curahkan solawat dan salam bagi nya dan keluarganya, iaitu doa dan keselamatan yang berlimpah.
4. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَعَزَّنَا باِلْإِيمَانِ بِهِ، وَهَدَاناَ إِلَى عَظِيمِ شَرِيْعَتِهِ، وَأَسْعَدَنَا بِاتِّبَاعِ أَفْضَلِ رُسُلِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، فيِ أُلُوهِيَّتِهِ وَرُبُوْبِيَّتِهِ وَأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ، وَصَحْبِهِ أَجْمَعِين وَبَعْد،
Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan kita dengan iman, dan memberi petunjuk pada kita menuju keagungan syariat-Nya, memberikah kebahagiaan kepada kita dengan mengikuti rasul-Nya yang termulia. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, sendirian tanpa sekutu bagi-Nya, baik dalam rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, maupun nama dan sifat-Nya, begitu pula kepada keluarganya dan para sahabat seluruhnya.
5. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Artinya : Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan, dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang siapa mendapat dari petunjuk Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, semoga doa dan keselamatan tercurah pada Muhammad dan keluarganya, dan sahabat dan siapa saja yang mendapat petunjuk hingga hari kiamat.
6. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ، اَلنَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
Artinya : Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah saja tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, limpahkanlah doa, keselamatan dan berkah atas Muhammad hamba-Mu dan Rasul-Mu, seorang Nabi yang ummi juga kepada keluarganya dan sahabat semuanya.
7. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِالْمَعْرِفَةِ فَاطْمَأَنَّتْ قُلُوْبُهُمْ بِالتَّوْحِيْدِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِلَى يَوْمِ الْمَوْعُوْدِ. . أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah yang telah menerangi hati orang-orang yang beriman dengan ma’rifah lalu hati mereka menjadi tenang dengan tauhid. Ya Allah, semoga berkah dan keselamatan tercurah pada Muhammad dan para sahabatnya yang beriman dan mengerjakan amal saleh, hingga hari yang dijanjikan kelak.
8. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:
Artinya :Segala puji bagi Allah yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk memenangkannya di atas segala agama, walaupun orang musyrik menyebar kebencian. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah Ya Allah … smoga keselamatan terlimpah atas Muhammad, keluarganya, dan para sahabat semua.
9. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah memberikan anugerah iman dan Islam kepada kita. Kita panjatkan doa dan keselamatan atas makhluk terbaik, pemimpin kita nabi Muhammad dan kepada keluarganya dan para sahabat semuanya.
10. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَبَعْدُ:
Artinya : Segala puji bagi Allah, kepada-Nya kita meminta pertolongan atas urusan-urusan duniawi dan agama, teriring doa serta keselamatan semoga tercurah atas Rasul yang termulia, ialah Nabi kita – shallallahu ‘alaihi wa salam- dan keluarganya, para sahabat, para tabi’in dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.
11. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ اَلْوَاحِدُ الْقَهَّاُر، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Artinya : Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak sebagaimana Ia perintahkan, maka berhentilah kalian semua dari apa-apa yang telah Dia larang dan peringatkan. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Kuasa lagi Perkasa, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, pemimpin orang-orang soleh.Semoga solawat Allah dan salam-Nya tercurah atasnya dan keluarganya, juga para sahabat dan siapasaja yang mengikuti petunjuknya sampai hari kiamat.
12. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ:
Artinya : Segala puji bagi Allah, teriring doa dan keselamatan semoga terlimpah atas nabi dan rasul termulia, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada yang mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat.
13. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْعَزِيْزِ الْغَفُوْرِ، اَلَّذِيْ جَعَلَ فِي اْلإِسْلاَمِ الْحَنِيْفِ الْهُدَي وَالنُّوْرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّيْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمَرْسَلِيْنَ وَعَلَي آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ اْلأَخْيَارِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.
Artinya : Segala puji bagi Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, yang menjadikan petunjuk dan cahaya dalam Islam yang lurus, Ya Allah sampaikanlah doa keselamatan atas pemimpin kami Muhammad, penutup para nabi dan rasul dan juga atas keluarganya yang mulia dan para sahabat pilihan semuanya.
14. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ
Artinya : Segala puji bagi Allah, yang memerintahkan kita untuk berpegang teguh dengan tali Allah, Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah saja tiada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, tidak ada nabi setelah dia. Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarganya, para sahabat dan yang mengikuti petunjuknya.
15. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.
Artinya : Segala puji bagi Allah, yang memerintahkan kita untuk bersatu dan berpegang teguh kepada tali agama Allah yang kokoh. Ya Allah, limpahkan doa dan keselamatan atas Muhammad dan keluarganya, serta para sahabatnya semua.
16. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
الحمد لله الذي تَخْضَعُ لعَظَمَتِهِ السَماواتُ والأَرْضُوْنَ ، اَللَّهُمَّ صَلِّيْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمَرْسَلِيْنَ وَعَلَي آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ اْلأَخْيَارِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.
Artinya : Segala puji bagi Allah yang langit dan bumi-bumi tunduk karena keagungan-Nya, Ya Allah limpahkanlah berkah dan keselamatan atas Nabi Muhammad, penutup para nabi dan rasul, dan juga atas keluarga belia dan para sahabat yang terbaik dan kepada yang mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat.
17. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
الحمد لله المحمودِ في كل أوان، المعبودِ بحقٍّ في كل الزمان، الذي يَخْضَعُ لعَظَمَتِهِ الأملاكُ والإنسُ والجانُّ، اللهم صلي علي سيدنا محمّدِنِ المختار وعلي آله وأصحابه الأخيار، ومن تبعهم بإحسان الي يوم الدين مَا شَعَّتِ الأنوارُ ، وَمَا غَرَّدَتِ الأطْيار. أَمَّا بَعْدُ
Artinya : Segala puji bagi Allah yang terpuji dalam setiap waktu, yang berhak disembah segala zaman, yang malaikat, manusia dan jin tunduk pada keagungan-Nya. Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami Muhammad nabi yang terpilih, dan pada keluarga dan para sahabatnya yang terbaik dan kepada siapa saja yang mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat , dimana tidak ada lagi sinar cahaya dan kicauan burung-burung
18. Contoh Muqaddimah (Pembukaan) :
الحمد لله الذي أَنْعَمَ عَلَيْنَا وَهَدَانَا إِلَى دِينِ الأِ سْلاَمِ وَ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا وَرَحْمَةً لِلنَّاسِ وَاشْكُرُونِعْمَةَ اللهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُون وَ لَعَلّكُمْ تَتَّقُون. الَلّهُمّ صَلّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِْدِ المُرْسَلِينَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ
Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat kepada kita, dan menuntun kita pada agama Islam, dan menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang penuh berkah dan rahmah bagi manusia. Dan bersyukurlah atas nikmat Allah seandainya kepada-Nya lah engkau beribadah dan supaya engkau beruntung. Ya Allah, semoga doa, keselamatan dan keberkahan tercurah pada pemimpin para utusan dan juga kepada keluarga dan sahabat sekalian.
Sumber daripada internet yang diringkaskan oleh Penulis.
Subscribe to:
Posts (Atom)